Kamis, 13 Mei 2010

Layanan Anak Autistik

Berikut ini merupakan beberapa penelitian dari para ahli terhadap kelainan anak Autistik:
  1. Perilaku anak Autistik yang bersifar destruktif, impulsif, stereotype dan repetitif disebabkan karena adanya ketidakberfungsian integrasi sensoris dalam otak. (Kranowizt,C.S, 2002 dan 1998).
  2. Terapi biologis dengan menggunakan vitamin B6 dalam dosis tinggi yang dikombinasikan dengan magnesium dan dymethilglycerine (DMG) dapat menurunkan gejala perilaku mennyimpang.
  3. Makanan berbahaya bagi anak Autis adalah susu dan roti. yang berupa yogurt, cheese,cream dan makanan lainnya yang berasal dari terigu dan gandum.
  4. play therapy, merupakan cara yang baik untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi,berkomunikasi, gerak dan kognisi, imajinasi, kognitif dan integrasi.
  5. Teknik modifikasi behavior dengan prosedur kontrol diri atau pemberian penguatan (reward). penguatan diawali dengan pemberian hadiah berupa makanan kesukaannya, kemudian dapar digantikan dengan penguatan sosial dengan memberinya pujian "anak pintar atau anak yang baik"
  6. Anak Autistik juga hendaknya diajari cara berhemat dengan memecakhan biskuit kesukaannya menjadi beberapa bagian.
  7. pendekatan melalui tahap integratif sensori yang dilakukan dengan modifikasi syaraf neurologis yang tidak berfungsi melalui belajar.



Daftar Pustaka: Delphie,Bandi. 2002.Pendidikan Anak Autistik.sleman:ktsp

Rabu, 12 Mei 2010

Integrasi sensori yang tidak efisien pada anak Autis

Integrasi sensori yang tidak efisien dapat menimbulkan hasil belajar yang tidak efisien. pada dasarnya apabila seorang anak merenggut seeor kucing dan kucing tersebut menjadi marah dan mencakar anak tersebut secara normal si anak tersebut akan belajar dari pengalaman tersebut dan tidak mengulanginya. namun anak dengan ketidakberfungsian integrasi sensori mungkin tidak akan berperilaku seperti itu. Bagaimanapun ia mempunyai kesulitan verbal atau non verbal di lingkungannya. Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulakan bahwa:
  • Anak tidak pernah belajar dan akan mendapat cakaran terus sampai ia melepaskan kucing tersebut atau sebaliknya kucing itu yang belajar menghindar dari anak tersebut. sedangkan anak tersebut kehilangan kesempatan belajar secara positif hubungannya dengan binatang lain.
  • Anak menjadi takut terhadap kucing. mungkin ia tidak memahami penyebab dan pengaruhnya atau mingkin juga ia menjadi bingung dengan apa yang dilihatnya. mungkin juga dalam hatinya mulai menyenangi kucing namun memerlukan usaha yang keras untu membuatnya sadar setelah menerima cakaran kucing tersebut.



Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

sensory integration dysfunction pada anak Autistik

sensory integration dysfunction adalah ketidakmampuan untuk memproses informasi yang diterima melalui indera. ketidakberfungsian terjadi didalam sistem saraf pusat yang terdapat di otak, ketika masalah teknis terjadi otak tidak mampu melakukan analisis,pengorganisasian dan tidak mampu melakukan hubungan atau integrasi pesan sensoris. Akibat nya seorang anak tidak dapat merespon atau menanggapi informasi sensoris menjadi suatu yang bermakna secara konsisten. Anak tersebut memperoleh kesulitan dalam menggunakan informasi sensoris untuk dibuat rencana atau diorganisasi dengan apa yang semestinya ia lakukan.



Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

konteks yang terjadi dalam pikiran sendiri

Inti kekurangan yang menyebabkan penyimpangan pada suatu perkembangan normal anak dengan sindrom Autistik meliputi:
A. Kasih sayang
ketiadaan kasih sayang yang penuh dapat mengakibatkan kelainan mendasar pada anak dengan sindrom Autistik. Oleh karena itu , dapat dikatakan bahwa anak dengan sindrom Autistik tidak mempunyai kemampuan dalam upaya membentuk kasih sayang.
B. Perekembangan emosional
Anak Autistik mempunyai kesulitan dalam menguraikan emosi dasar, khususnya dalam membedakan emosi negatif.
C. Ekspresi emosional
penelitian terperinci mengenai ekspresi emosional penyandang Autistik menunjukan bukti bahwa mereka tidak menatap wajah lawan bicaranya, seperti yang umumnya dilakukan orang lain. Anak Autistik saat berhadapan dengan orang lain banyak tertuju pada dagu lawan bicaranya, sehingga mereka tidak dapat menangkap informasi bermakna pada ekspresi wajah seseorang.
D. Kerja sama atensi
kekurangan utama anak Autistik adalah kekurangmampuan dirinya dalam bekerja sama. Pada umumnya anak Autistik dalam melakukan begiatan berbagai perhatian kurang,bahkan kadang tidak ada.
E. Perkembangan bahasa
Beberapa anak Autistik mempunyai kemampuan berbahasa berbeda. Mereka mempunyai keterlambatan dan kelainan yang mana keterampilan bahsanya memerlukan pembinaan khusus.





Daftar pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

Etiologi anak Autistik

Faktor-Faktor biologis
A. Faktor lingkungan
penyakit rubella yang di derita ibu-ibu hamil dapat meningkatkan terjadinya janin dengan sindrom Autistik.
B. Faktor genetika
yaitu faktor yang paling berpengaruh pada terjadinya Autistik. perbandingan antara orang tua yang menpunyai anak Autis dengan anak normal adalah 15 :30
C. Faktor neuropsikologis
yaitu anak dengan sindrom Autistik atau kelainan pervasiv lainnya banyak dipengaruhi oleh fungsi psikologisnya.
D. Faktor neurokemis
yaitu gejala ketidak normalan pada neurotransmiters (atau pesan yang bersifat khusus yang bertanggung jawab pada komunikasi antara sel-sel syaraf)
E. Faktor neuroanatomis
yaitu ketidaknormalan pada temporal lobe, celebellum, ketidak normalan pada berat otak yang lebih berat dari perkembangan normal., adanya perbedaan fungsi antara orak kanan dan otak belahan kiri.



Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

Ketidakmampuan berbahasa pada anak Autistik

Hampir lebih dari separuh anak Autistik tidak dapat berbicara. separuhnya lagi hanya mampu berceloteh yang maknanya sulit dipahami orang lain, berceloteh dengan suara mendengking dan menjerit. secara umum anak Autis dapat berbicara ketika berkomunikasi dengan cara-cara yang sangat terbatas dan menggunakan ata ganti orang secara aneh. Seperti menggunakan kata ganti dirinya (saya) dengan kata ganti orang kedua (kamu), atau dengan kata ganti orang ketiga (dia). Jadi anak Autistik tidak dapat berkomunikasi secara timbal balik serta tidak dapat menggunakan kata-kata yang umum digunakan sebagai bentuk memberi dan mengambil dalam suatu dialog pembicaraan.



Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

Gengguan Perkembangan Fungsional pada Anak Autistik

Sebagian besar anak Autistik mempunyai gangguan rangkap dengan gangguan perkembangan fungsional atau tunagrahita. Kira-kira sekitar 76% sampai 89% anak Autistik mempunyai IQ rata-rata dibawah 70%. Berdasarkan penelitian terhadap sensory motornya, anak Autistik dapat menemukan benda yang disembunyikan. Pada beberapa kasus Autistik terdapat beberapa anak yang IQnya berada diatas rata-rata atau normal. kemampuan intelegensinya terkadang muncul di beberapa bidang. Misalnya pada bidang matematika, seni dan musik.




Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

Isolasi Sosial

Isolasi sosial
Anak penyandang sindrom Autistik kebanyakan menghindarkan diri dari hubungan sosial dan berkecenderungan kearah hidup kesendirian secara ekstim. pada saat bayi secara nyata ia tidak tertarik kepada orang lain disekitarnya,sulit di gendong karena secara tba-tiba ia menjadi kaku, terkadang bayi menjadi lemah lunglai saat ibu gendong keluar dari pembaringan .
Tingkat isolasi sosial penyandang Autistik sangat bervariasi. Kebanyakan sindrom Autistik yang usianya mendekati remaja sangat tergantung kepada ibunya apabila ada orang asing mendekat. Wing,L (1972:24) mengatakan bahwa anak dengan sindrom Autistik mempunyai masalah dalam kesulitan berprilaku dan bermasalah dalam emosionalnya. Ciri tersebut merupakan penyebab utama dari kelainan sosial yang disandangnya. Kelainan tersebut antara lain suka menyendiri, berprilaku pasif, bertingkah aktif dan aneh.


Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.Sleman:ktsp

persepsi kognitif

Persepsi kognitif
Teori-teori kognitif berpendapat bahwa masalah-masalah kognitif pada anak dengan sindrom Autistik merupakan masalah utama dan menjadi penyebab terjadinya permasalahan sosial pada diri anak autistik.
a. Fungsi Eksekutif
Para ahli berpendapat bahwa seorang denngan sindrom autisti mempunyai hambatan yang cukkup besar dalam pemecahan masalah, mengambil inisiatif dalam perencanaan, melakukan kontrol terhadap perilaku dan berperilaku tidak pantas yang dapat menghambat dirinya sendiri.
b.Pengkategorian dan Daya ingat
Secara khusus anak dengan sindrom Autistik, mempunyai esulitan dalam membentuk prototype benda atau objek, sehingga dirinya sering bertendensi kearah yang tak memenuhi aturan. Sindrom Autistik berkecenderungan kearah defisit daya ingat untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dikarenakan adanya ketidakberfungsian dalam amigdala dan hippocampus.
c.Pemahaman sosial
pemahaman sosial anak-anak yang mempunyai sindrom Autistik terhambat karena dalam kehidupan mereka tidak menaruh perhatian sama sekali dengan orang lain disekitar mereka.
d.Teori berpikir
Anak dengan sindrom Autistik selalu berubah dalam mencapai kesuksesan berkaitan dengan tugas-tugas yang berhubungn dengan teori belajar. Kesuksesan mencapai teori belajar bagi anak normal dapat berkembang sejak usia 18 buan. Oleh karena itu sekitar 20% dari kasus-kasus berkaitan dengan penyandang sindrom Autistik disebabkan oleh ketidakmampuan berpikir.



Daftar pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.sleman:ktsp

Perspektif terjadinya anak Autisme

Perspektif berdasarkan Neuroscience
a.Hasil penelitian genetika.
Hasil penelitian yang dilakukan para ahli medis dan psikolog menyatakan bahwa anak Autis bertingkah laku yang berfokus pada dirinya sendiridan adanya perilaku pengulangan gerak atau bertingkah laku monoton. Penelitian lain memberikan bukti terhadap pasien dengan sindrom Autistik yang telah menunjukan tingkat keberfungsian sistem syaraf yang lebih baik. Mereka umumnya berasal dari keluarga yang mempunyai kelainan psikis.
b.Hasil penelitian berdasarkan kromosom
Ada 2 penelitian yang telah menunjukan bukti bahwa tingkat pravelensi antara orang tua yang mempunyai anak Autis adalah 2,5 % sampai 7%(Bailey,Phillips,dan Rutter, 1996:Hargerman:1992) ketidaknormalan lain seperti tuberolus sclerosis dan anomalies pada kromosom 15 dapat menjadi penyebab Autisme.
c.Hasil penelitian terhadap kelainan bawaan dan komplikasi kelahiran.
faktor genetika berpengaruh pada terjadinya anak dengan sindrom Autisme walaupun bukan faktor utama. kelahiran sebelum waktunya, kelelahan, pendarahan di usia 3 bulan pertama kehamilan, dan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan merupakan penyebab anak dengan sindrom Autisme. (Gillberg dan Colleman,2000; Tsai, 1987dalam Alloy
,L.B.,2005:498). selanjutnya Tsai dan Ghaziudin(1977dalam Alloy,L.B.,2005;498) mengatakan bahwa terjadinya Autisme juga disebabkan penyaki rubella pada ibu hamil, fungsi kekebalan tubuh yang lemah, mekanisasi autoimune dan masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.


Daftar Pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.sleman:ktsp

AUTISM

kata Autism berasal dari bahasa Yunani kuno atau Greek, yang berarti self atau diri sendiri. anak Autis berkecenderungan hidup dalam dunianya sendiri. Para peneliti beranggapan bahwa kehidupan dalam dunianya sendiri akan berlangsung selama kehidupannya. Mereka secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar berkomunikasi sacara verbal dan non verbal.
Anak Autisme merupakan anak dengan ketidakmampuan perkembangan atau Developmental Disorder. kelainannya sangat mempengaruhi diri anak dalam berbagai aspek lingkungan kehidupan dan pengalamannya. Atau masyarakat lebih sering mengenal istilah ini dengan Pervasive Developmental Disorder. Latar belakang anak Autisme disebabkan karena faktor kelelahan, emosional, penderitaan atau kelaparan selama ibu hamil. Oleh karena itu kecenderunagn ketidakberfungsian integrasi sensoris secara bersamaan dapat diikuti dengan kemunculan ketidakmampuan lainnya.


Daftar pustaka: Delphie,Bandi.2009.Pendidikan Anak Autistik.sleman:ktsp